Inilah Teladan Naskah Khutbah Idul Adha Dan Tata Cara Pelaksanaan Khutbah Hari Raya Idul Adha
1. Ketika imam hingga di masjid, muraqi segera bangkit untuk memberi kode dimulainya shalat, yakni dengan lafadh:
صَلُّوْا سُنَّةً لِعِيْدِ اْلفِطْرِ / اْلأَضْحٰى رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ.
2. Imam segera menuju mihrab (tempat imam), kemudian niat shalat disertai takbiratul ihram. Niatnya adalah:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْفِطْرِ / اْلأَضْحٰى رَكْعَتَيْنِِ ِللهِ تَعَالٰى.
3. Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan membaca do’a iftitah, kemudian melaksanakan takbir sebanyak tujuh kali pada raka’at pertama, dan lima kali pada raka’at kedua. Lalu, membaca tasbih di sela-sela takbir:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
4. Setelah selesai melaksanakan takbir ketujuh, dilanjutkan membaca ta’awwudz, surat Al Fatihah dan surat-surat yang disunahkan; ibarat surat Qaf atau Al A’la pada raka’at pertama, dan surat Al Qamar atau surat Al Ghasyiyah pada raka’at kedua.
5. Selesai melaksanakan shalat, muraqi segera bangkit untuk memberi kode dimulainya khutbah, disusul dengan membaca shalawat sambil menyerahkan tongkat. Redaksinya semisal:
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، إِعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذاَ، يَوْمُ عِيْدِ الْفِطْرِ / اْلأَضْحٰى، وَيَوْمُ السُّرُوْرِ، وَيَوْمُ الْمَغْفُوْر، يَوْمُ أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، إِذَا صَعِدَ الْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِ، أَنْصِتُوْا أَثَابَكُمُ اللهُ، وَاسْمَعُوْا أَجَارَكُمُ اللهُ، وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ اللهُ. اللّـٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اللّـٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ، اللّـٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
6. Setelah itu, khotib menuju mimbar khutbah.
7. Kemudian muraqi membaca do’a:
اَللّـٰهُمَّ قَوِّ اْلإِسْـلاَمَ، مِنَ الْمُسْـلِمِيْنَ وَالْمُسْـلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنِ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَيَسِّرْهُمْ عَلىٰ إِقَامَةِ الدِّيْنِ، وَاخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ، وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
8. Selesai do’a, khotib mengucapkan salam kemudian duduk.
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
9. Lalu, muraqi membaca takbir sebanyak tiga kali:
اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أََكْبَرْ، لآَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ وَ ِللهِ الْحَمْد
10. Kemudian, khotib melaksanakan khutbah pertama. Selesai khutbah, khotib duduk sejenak, disusul muraqi membaca shalawat:
اَللّـٰهُمَّ صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
11. Selesai duduk, khotib melanjutkan dengan khutbah kedua hingga selesai.
Berikut Contoh Khutbah Idul Adha :
الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا
لآإله إلا الله و لا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون
لآإله إلا الله وحده صدق وعده و نصر عبده و أعز جنده و هزم الأحزاب وحده
لآإله إلا الله الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَـذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللّهُ
الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ
لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أشهد أن لآإله إلا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
اللهم صلي على محمد و على آله و أصحابه و أنصاره و جنوده
و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
فقال الله تعالى في كتابه الكريم:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Jamaah sholat Idhul-Adha rahimakumullah
Marilah kita bersyukur kepada Allahسبحانه و تعالى semata. Tuhan telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak ni’mat, baik lahir maupun batin. Marilah kita bersyukur kepada-Nya atas ni’mat paling istimewa yang telah kita terima selama ini, padahal tidak semua insan memperolehnya. Yaitu ni’mat keyakinan dan islam, yang dengannya hidup kita menjadi terang, lurus, benar, terarah, berma’na dan selamat di dunia maupun di akhirat.
Selanjutnya marilah kitasampaikan sholawat dan salam-sejahtera kepada pemimpin kita bersama, contoh kita bersama… imamul muttaqin pemimpin orang-orang bertaqwa, da’iyyan ila Allah penyeru ke jalan Tuhan sertaqaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya nabiyullah Muhammadصلى الله عليه و سلم, keluarganya, para shohabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga final zaman. Dan kita berdo’a kepada Tuhan swt, semoga kita yang hadir di daerah yang baik ini dipandang Tuhan swt layak dihimpun bersama merekadalam kafilah panjang penuh berkah. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.
Sesudah itu, marilah kita bersyukur pula kepada Allahu ta’ala atas limpahan ni’mat sehat-wal’aafiat. Ni’mat yang memudahkan dan melancarkan segenap urusan hidup kita di dunia. Semoga kesehatan kita kian hari kian mendekatkan diri dengan Allahu ta’ala. Dan semoga saudara-saudara kita yang sedang diuji Tuhan melalui aneka jenis penyakit mampu bersabar menghadapi penderitaannya…bersama keluarga yang mengurusnya, sehingga kesabaran itu mengubah penyakit mereka menjadi penghapus dosa dan kesalahan. Amien, amien ya rabbal ‘aalamien.
Tak lupa khotib mengajak jamaah untuk mendoakan saudara-saudara kita kaum muslimin, mukminin, muwahhidiin dan mujahidin fii sabilillah di banyak sekali belahan bumi yang sedang didera banyak sekali kesulitan. Baik lantaran musibah berupa banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus dan lain sebagainya. Maupun lantaran kezaliman fihak para thaghut (penguasa zalim) musuh-musuh Tuhan yang memerangi, memboikot, memfitnah hingga memenjarakan mereka. Ya Allah, berilah kesabaran kepada mereka dalam menghadapi banyak sekali ujian hidup ini. Ya Allah, berilah kesabaran kepada anak-isteri para mujahidin dan du’at mukhlishin dimanapun mereka berada. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Jamaah sholat Idhul-Adha rahimakumullah
Kemarin tanggal 9 Dzulhijjah jamaah haji dari banyak sekali penjuru dunia berkumpul di Arafah melaksanakan wukuf. Wukuf merupakan puncak penyelenggaraan ibadah haji. Sah-tidaknya haji seseorang sangat ditentukan oleh hadir-tidaknya ia wukuf di Arafah. Sebab wukuf merupakan inti dari segenap rangkaian ibadah haji. Rasulullah Muhammadصلى الله عليه و سلم menyatakan:
الْحَجُّ عَرَفَةُ
"Inti Haji yaitu wukuf di Arafah" (Hadits ShahihImam An-Nasai)
Walaupun seorang jama’ah haji melaksanakan aktivitas thawaf mengelilingi Ka’bah, sa’i bolak-balik antara Shofa dan Marwah, melontar batu di Jamarat, namun bila tidak ikut-serta wukuf di Arafah, maka orang itu tidak dianggap melaksanakan haji. Artinya hajinya tidak sah. Sebab inti daripada prosesi ibadah haji ialah melaksanakan wukuf di Arafah.
Uniknya, justeru aktivitas wukuf merupakan aktivitas yang paling tidak menuntut aktivitas jasmani. Tidak ibarat thawaf atau sa’i atau melontar jumrah. Semua aktivitas tersebut menuntut keterlibatan jasmani yang seringkali bahkan mengandung resiko. Tatkala sedang thawaf jamaah haji sangat mungkin berdesak-desakan selama mengelilingi Ka’bah. Ketika sedang sa’i sangat mungkin seseorang mengalami keletihan. Bahkan ketika di Jamarat seseorang sangat mungkin malah terkena lembaran watu jamaah haji lainnya.
Sedangkan aktivitas wukuf merupakan aktivitas dimana seorang hamba Tuhan dituntut untuk berdiam diri, tidak melaksanakan aktivitas jasmani apapun. Yang menjadi tuntutan ialah bersibuk karam di dalam dzikrullah (mengingat Allah سبحانه و تعالى ) dan tafakkur (merenung). Dan Rasulullah صلى الله عليه و سلم menegaskan bahwa inilah inti ibadah haji. Inti sekaligus puncak ibadah haji ialah mengingat Allah سبحانه و تعالىdan merenungi perjalanan hidup. Inti haji bukanlah pada aktifitas thawaf atau sa’i atau melontar jumrah. Seolah hal ini mengajarkan kepada kita bahwa bukanlah bersibuk-sibuk beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari itu yang penting dan utama, tetapi yang lebih penting dan utama ialah memastikan bahwa banyak sekali kesibukan yang dilakukan berdasarkan hasil perenungan mendalam dan tidak terputusnya jalinan kekerabatan dengan Dzat Yang telah memperlihatkan kita izin untuk beraktifitas.
Itulah sebabnya mengapa di dalam Al-Qur’an kata “amal sholeh” tidak pernah disebutkan sendirian tanpa dibarengi bahkan didahului dengan “beriman”. Artinya, memastikan bahwa kita telah benar-benar beriman jauh lebih penting dan utama daripada sekedar memperbanyak amal sholeh. Alangkah naifnya bila ada seorang yang mengaku muslim kemudian ia tidak pernah merenungkan apa yang melandasi banyak sekali amalnya, yang penting menurutnya yaitu banyaknya amal. Lalu dia berusaha mengisi waktunya dengan sebanyak mungkin amal. Lebih jauh lagi dia memandang remeh orang lain yang dinilainya tidak banyak beramal. Sehingga dengan gampang dia menstempel orang tersebut sebagai orang-orang yang hanya NATO (no action, talk only). Padahal Tuhan سبحانه و تعالى memperingatkan kita bahwa ada sementara insan di dunia ini yang mengira bahwa dirinya sudah banyak berbuat kebaikan namun ternyata di dalam pandangan Tuhan سبحانه و تعالى justeru mereka itulah orang-orang yang paling merugi.
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالاالَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًاأُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ
وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا
ذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا
“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu ihwal orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia (Allah). Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu evaluasi bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah jawaban mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka mengakibatkan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.” (QS Al-Kahfi 103-106)
الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Jamaah sholat Idhul-Adha rahimakumullah
Melalui aktivitas wukuf, setiap muslim disuruh untuk “stop and think” alias berhenti sejenak untuk merenung. Jangan biarkan diri karam dalam banyak sekali kesibukan apalagi rutinitas sehari-hari sehingga apa-apa yang dikerjakan menjadi bersifat mekanistik belaka, kehilangan ruh bahkan tersesat arah dan tujuannya. Dan urusan wukuf ini menjadi lebih penting lagi bila dikaitkan dengan realitas dunia di zaman penuh fitnah ibarat sekarang. Dan fitnah atau ujian zaman yang banyak mengancam kaum muslimin sampaumur ini ialah realitas bahwa dunia sedang Allah سبحانه و تعالىizinkan dipimpin oleh kaum yang tidak beriman alias kaum kafir, yaitu kaum yahudi dan nasrani. Kepemimpinan kaum kafir tersebut telah melahirkan perilaku taqlid buta sebagian besar kaum muslimin dunia sebagaimana disebutkan oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلمlima belas era yang lalu:
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا
جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Nabi صلى الله عليه و سلمbersabda: "Kalian (ummat Islam) niscaya akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta hingga seandainya mereka menempuh (masuk) ke dalam lobang biawak sekalipun, kalian niscaya akan mengikutinya". Kami bertanya; “Ya Rasulullah, apakah yang engkau maksud kaumYahudi dan Nashrani?". Beliau menjawab: "Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (BUKHARI - 3197) Shahih
Dewasa ini dunia sedang dipimpin oleh masyarakat barat (the western civilization) yang notabene terdiri dari kaum yahudi dan nasrani (the judeo-christian civilization). Kepemimpinan mereka telah mengakibatkan begitu banyak muslim yang mengekor kepada millah (agama, jalan hidup) mereka. Dan Allah سبحانه و تعالىjelas-jelas memperingatkan kita semoga meragukan perilaku kaum yahudi-nasrani yang tidak akan pernah bahagia kepada kaum muslimin hingga kita mengikuti jalan hidup mereka:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ
إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ
مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Kristen tidak akan bahagia kepada kau hingga kau mengikuti millah (agama, jalan hidup) mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Tuhan itulah petunjuk (yang benar)". Dan bahwasanya bila kau mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan tiba kepadamu, maka Tuhan tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(QS Al-Baqarah 120)
Kaum muslimin sepatutnya hanya mengikuti petunjuk Tuhan alias dinul-Islam dalam menata segenap aspek kehidupan mereka. Tetapi kenyataannya, mereka lebih percaya kepada petunjuk kaum yahudi dan nasrani. Alhasil, kita ketika ini harus menghadapi angin kencang fitnah yang meliputi segenap aspek kehidupan. Fitnah ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, militer, pendidikan dan lain sebagainya. Rasulullah صلى الله عليه و سلمmemperingatkan bahwa akan tiba suatu era penuh fitnah dimana dunia menjadi laksana sepotong malam yang gelap-gulita.
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا
وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda: "Segeralah bersedekah sebelum datangnya fitnah-fitnah ibarat malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang pria dalam keadaan mukmin, kemudian kafir di sore harinya. Di sore hari seorang pria dalam keadaan mukmin, kemudian kafir di pagi harinya. Dia menjual agamanya demi memperoleh barang kenikmatan dunia." (HR Muslim - 169) Shahih
Hadits di atas menggambarkan kondisi yang sangat ibarat dengan dunia modern sampaumur ini. Dan Nabi Muhammadصلى الله عليه و سلمmenggambarkan bahwa bila era angin kencang fitnah itu sudah tiba, maka tanda-tanda yang muncul bukanlah sekedar terjerumusnya kaum muslimin dalam dosa-dosa kecil. Bahkan tidak juga dosa-dosa yang besar. Sebab betapapun besarnya dosa seseorang, bilamana keyakinan tetap ada, maka ia masih berpeluang menerima ampunan Allahسبحانه و تعالى . Gejala yang muncul adalah riddah (kemurtadan). Sehingga Nabi صلى الله عليه و سلمtidak mengatakan: “Di pagi hari seorang pria berbuat kebaikan, kemudian di sore harinya ia berbuat kejahatan.” Tapi kalimat dia ialah: “Di pagi hari seorang pria dalam keadaan mukmin, kemudian kafir di sore harinya.” Inilah yang disebut tanda-tanda riddah. Ini merupakan puncak dosa, yaitu batalnya keimanan seseorang. Bila keyakinan sudah batal, maka segenap amal yang dilakukan menjadi tidak bernilai di mata Allah سبحانه و تعالى. Wa na’udzubillah min dzaalika.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Jamaah sholat Idhul-Adha rahimakumullah
Lalu apakah yang mesti dilakukan jamaah haji ketika wukuf di Arafah? Untuk itu marilah kita ikuti arahan Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلمberikut ini:
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik do'a yaitu do'a pada hari 'Arafah dan sebaik-baik apa yang saya dan para Nabi sebelumku katakan yaitu "LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHUU LAA SYARIIKALAHU LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI'IN QADIIR (Tiada Ilah melainkan Tuhan semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah segala kerajaan dan kebanggaan dan DialahYang Maha berkuasa atas segala sesuatu)." (TIRMIDZI - 3509) Hasan
Ternyata Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلمmengarahkan jamaah haji untuk “stop and think” dengan cara mengulang-ulang komitmen keimanannya. Membaca kalimat tauhid. Dengan cita-cita tentunya bukan sebatas ucapan verbal, tetapi menjadi landasan bagi segenap gerak-gerik dan aspek kehidupan bagi dirinya, keluarganya kemudian ummat Islam secara umum. Dan menolak segala bentuk kemusyrikan. Jangan hendaknya menyekutukan Allah سبحانه و تعالىbaik dalam hal berdoa, niyat, kehendak dan tujuan. Maupun syirik ketaatan serta syirik mahabbah (kecintaan).
Dzikrullah dan tafakkur ketika wukuf hendaknya meliputi tekad untuk bertauhid dalam hal mengembalikan hak atas segenap kerajaan/ pemerintahan kepada Pemilik sejatinya, yaitu Allah سبحانه و تعالى. Sebab Allah سبحانه و تعالىmerupakan Dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan itu bermakna bahwa ketundukkan kita hendaknya hanya dan hanya kepada aturan Allah سبحانه و تعالىbukan kepada aturan jahiliyah bikinan insan yang pada hakikatnya sangat zalim dan sangat bodoh.
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah aturan Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Tuhan bagi orang-orang yang yakin?” (QS Al-Maidah 50)
DOA
رَبَّنَا ءَاتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
"Wahai Rabb kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". (QS 18:10)
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيم ٌ
"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, bahwasanya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (QS 59:10)
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
"Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; lantaran bahwasanya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS 3:8)
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS 25:74)
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS 3:147)
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Ya Rabbkami, janganlah Engkau aturan kami bila kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabbkami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak mampu kami memikulnya. Beri ma`aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”(QS 2:286)
رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ
“Ya Rabb kami, bahwasanya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Rabb kami, bahwasanya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada keyakinan (yaitu): "Berimanlah kau kepada Rabb-mu", maka kamipun beriman. Ya Rabb kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Rabb kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (QS 3:192-194)
Selengkapnya :
Contoh Pidato Sambutan Ketua Panitia Qurban Idul Adha
Contoh Pidato Hari Raya Idul Adha
Contoh Puisi Hari Raya Idul Adha
Contoh Naskah Khutbah Hari Raya Idul Adha
Contoh Proposal Permohonan Hewan Qurban Idul Adha
Selengkapnya :
Contoh Pidato Sambutan Ketua Panitia Qurban Idul Adha
Contoh Pidato Hari Raya Idul Adha
Contoh Puisi Hari Raya Idul Adha
Contoh Naskah Khutbah Hari Raya Idul Adha
Contoh Proposal Permohonan Hewan Qurban Idul Adha
Belum ada Komentar untuk "Inilah Teladan Naskah Khutbah Idul Adha Dan Tata Cara Pelaksanaan Khutbah Hari Raya Idul Adha"
Posting Komentar